Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan

Many parents like if their kids can continue their studying until at the end of learning periods whether it is junior high school minimally, senior high school and etc. Most of parents in Indonesia trapped with wrong point of view about education.

Actually education was not only from formal condition such as school. Most of parents forget that the real education was out there. List of good score can not guarantee your children will success in their future, you still need to encourage your children to be brave to do something or applying what they get from school or even what they don’t get from it.

There are some of good lesson about applying knowledge based on the richest person in the world, Warren Buffet.

Do you know that Warren Buffet bought his first stock in the age of 11 ? In Indonesia, it’s mean sixth or fifth grade of elementary school. It is so amazing, isn’t it ?

On 14 years old, he bought a small land from his earning of newspaper delivery.
What can I say about little Warren at the time, and I believe there are not such education like that who encourage little kid doing it.

As parent, of course, we can’t frontally force our children to do like Warren. We live in different culture, condition and situation. But at least you can train your kids to invest a little thing such as start saving his/her money everyday and encourage them not to buy anything that they don’t need.

The most important thing you need to educate them to give more respect about money so that they will give appreciation and try to manage it well.

Entrepreneur Bukan Untukmu

Diposting oleh One Stop Blog Info | 00.43

Menjadi karyawan adalah hal yang tentu saja sangat mengenakkan dan memanjakan bagi sebagian orang. Anda tinggal berangkat kerja pagi sore sudah pulang di sambut oleh senyum manis istri dan celoteh riang anak-anak kita.  Rasa penat seharian di kantor seolah telah sirna, bak debu kering yang terguyur  air hujan, sungguh menyegarkan tentunya.

Lain halnya dengan Pak Minto, seorang penjual bakso keliling.  Dari pagi dia harus mempersiapkan dagangannya dengan membeli bahan-bahan baku baksonya seperti daging, bawang merah, saos, dll.  Setibanya di rumah, dia bersama istrinya mengolah bahan-bahan tersebut menjadi bakso yang di gemari oleh banyak orang.  Tak jarang anak-anaknya sigap membantu usaha bisnisnya.

Tak ada baju necis yang di pakai selama memproduksi baksonya, tak ada dasi yang mencekik lehernya saat dia mencetak butir demi butir baksonya, tak ada pandangan marah dari pimpinan saat dia melakukan kesalahan.

Dia beristirahat saat capek, dia berhenti sejenak saat dia jenuh.  Semua di jalani atas dasar kehendaknya yang merdeka.  Merdeka untuk berkreasi, untuk berinovasi mengembangkan produknya.  Kerja sama dengan keluarganya, tak jarang malah menciptakan keakraban dan pembelajaran tersendiri akan pentingnya perjuangan hidup.  Menciptakan penghayatan tentang makna syukur atas rupiah demi rupiah penghasilan.

Jelang sore hari, Pak Minto segera menyiapkan rombong dorongnya.  Senyumnya hangat menyambut tiap pelanggannya yang setia menanti di ujung gang dan juga di pinggir-pinggir jalan.

Salam sapa dan celotehan khas antar para pedagang yang lain juga mewarnai silaturrohmi jalanan ini.  Tak terasa malam mulai tiba, hampir habis sudah bakso Pak Minto, segera di kayuhnya rombong baksonya pulang.  Dengan uang sudah di tangan, meskipun tidak seberapa di bandingkan dengan tetangga depan rumahnya tapi kebahagiaan jelas tergambar di mukanya atas rezeki ilahi yang tiada dua dan di capai atas perjuangannya selama seharian.

Dia siap menyambut hari esok dan esok dengan lebih baik dengan bebas dan merdeka tanpa terikat oleh birokrasi dan sistem apapun yang bisa menumpulkan otaknya.